Rayakan Harlah PMII ke-64 dengan Mengetahui Cita-cita Para Kader Pendiri PMII, Organisasi Mahasiswa Terbesar di Indonesia

Medan – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) genap berusia 64 tahun. Sebuah perjalanan panjang diwarnai perjuangan dan pengabdian para kadernya dalam memajukan bangsa dan negara dengan mengetahui cita-cita para kader pendiri PMII.

Didirikan pada tahun 1960 di Surabaya, PMII lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dengan semangat untuk menjadi organisasi mahasiswa yang dinamis, terbuka, dan mampu menampung aspirasi intelektual muda.

Cita-cita para pendirinya, seperti Mahbub Djunaidi, A. Chalid Mawardi, dan M. Said Budairy, masih terngiang jelas hingga saat ini, yaitu melahirkan kader-kader terbaik bangsa yang beriman dan berilmu.

Sejarah Singkat PMII

Lahirnya PMII tak lepas dari dinamika politik umat Islam di Indonesia pada masa itu. Ketidakpuasan terhadap dominasi kalangan modernis di Masyumi mendorong NU untuk keluar dan mendirikan partai politiknya sendiri. Hal ini membuka ruang bagi mahasiswa NU untuk memiliki organisasi yang fokus pada pengembangan intelektualitas dan pemberdayaan umat.

PMII berkembang pesat di era 60-an, dengan anggota yang didominasi oleh mahasiswa IAIN. Kiprahnya dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan tak perlu diragukan lagi. PMII terlibat aktif dalam proses peralihan Orde Lama ke Orde Baru, termasuk dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).

Namun, perjalanan PMII tak selalu mulus. Di masa Orde Baru, PMII tak luput dari imbas depolisisasi umat Islam. Organisasi ini dipaksa menerima Pancasila sebagai Asas Tunggal.

Deklarasi Murnajati: Titik Balik PMII

Tahun 1972 menjadi momen penting bagi PMII. Melalui Deklarasi Murnajati, PMII memutuskan untuk menjadi organisasi independen, membebaskan diri dari kungkungan politik praktis. Keputusan berani ini membuka jalan bagi PMII untuk fokus pada pengembangan intelektualitas dan pemberdayaan civil society.

PMII bergabung dengan Kelompok Cipayung pada tahun 1974, meneguhkan komitmennya terhadap demokrasi dan nilai-nilai toleransi. Organisasi ini terus berkiprah dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial dan kemanusiaan, mengejawantahkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

PMII Hari Ini: Organisasi Mahasiswa Terbesar di Indonesia

Di usianya yang ke-64, PMII telah menjadi organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia dengan jutaan kader yang tersebar di seluruh penjuru negeri. PMII terus melahirkan kader-kader terbaik bangsa yang berkontribusi dalam berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga sosial budaya.

Baca Juga  H. Hidayatullah Gelar Sosialisasi 4 Pilar MPR-RI di Komunitas Masyarakat Medan Madani

Semangat Juang Para Pendiri Masih Membara

Semangat juang para kader pendiri PMII masih membara di hati para kadernya hari ini. PMII terus berkomitmen untuk menjadi organisasi yang kritis, solutif, dan selalu membela kepentingan rakyat.

Harlah PMII ke-64: Momentum untuk Refleksi dan Introspeksi

Harlah PMII ke-64 menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang organisasi ini dan melakukan introspeksi diri. Tantangan dan rintangan masih banyak di depan mata, namun PMII yakin dengan kekuatan kolektif para kadernya, organisasi ini akan terus berkiprah untuk kemajuan bangsa dan negara.

Sejarah Panjang PMII: Jejak Perjuangan dan Pengabdian

Perjalanan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tak lepas dari dinamika sejarah bangsa Indonesia. Didirikan pada 17 April 1960 di Surabaya, PMII lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dengan semangat untuk menjadi organisasi mahasiswa yang dinamis, terbuka, dan mampu menampung aspirasi intelektual muda.

Lahirnya PMII: Sebuah Kebutuhan dan Cita-cita Mulia

Keberadaan PMII dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Keinginan mahasiswa NU untuk memiliki organisasi sendiri: Sebelumnya, mahasiswa NU tergabung dalam berbagai organisasi mahasiswa Islam, seperti Ikatan Mahasiswa NU (IMANU) dan Keluarga Mahasiswa NU (KMNU). Namun, organisasi-organisasi tersebut masih bersifat lokal dan terpencar-pencar.
  • Ketidakpuasan terhadap dominasi kalangan modernis di Masyumi: NU, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, merasa bahwa Masyumi tidak lagi mampu mengakomodir aspirasinya. Hal ini mendorong NU untuk keluar dari Masyumi dan mendirikan partai politiknya sendiri, yaitu Partai Nahdlatul Ulama (PNU).
  • Dinamika politik umat Islam di Indonesia: Pada masa itu, terjadi ketegangan politik di Masyumi yang berujung pada keluarnya tokoh-tokoh eks-Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Ketidakpuasan tokoh-tokoh eks-PSII ini juga dirasakan oleh NU.

Cita-cita para pendiri PMII, seperti Mahbub Djunaidi, A. Chalid Mawardi, dan M. Said Budairy, sangatlah mulia:

  • Melahirkan kader-kader terbaik bangsa yang beriman dan berilmu.
  • Menjadi organisasi mahasiswa yang kritis, solutif, dan selalu membela kepentingan rakyat.
  • Memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.
  • Mengejawantahkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Baca Juga  10 Kampus Favorit di Kota Medan, USU Peringkat Pertama

Sejarah Perjuangan PMII: Dari Masa ke Masa

Sejak awal berdirinya, PMII telah menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Berikut beberapa tonggak sejarah penting PMII:

  • 1960: Lahirnya PMII di Surabaya.
  • 1966: Terlibat dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) untuk memperjuangkan demokrasi dan keadilan sosial.
  • 1972: Deklarasi Murnajati: PMII memutuskan untuk menjadi organisasi independen dan membebaskan diri dari kungkungan politik praktis.
  • 1974: Bergabung dengan Kelompok Cipayung, meneguhkan komitmennya terhadap demokrasi dan nilai-nilai toleransi.
  • 1980-an: Terlibat dalam gerakan anti-Orde Baru dan memperjuangkan reformasi.
  • 1998: Berperan aktif dalam gerakan reformasi dan menuntut turunnya rezim Soeharto.
  • 2000-an: Terus aktif dalam berbagai isu sosial dan politik, seperti pemberantasan korupsi, penegakan HAM, dan advokasi kaum marjinal.

PMII Hari Ini: Menjadi Organisasi Mahasiswa Terbesar di Indonesia

Di usianya yang ke-64, PMII telah menjadi organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia dengan jutaan kader yang tersebar di seluruh penjuru negeri. PMII terus melahirkan kader-kader terbaik bangsa yang berkontribusi dalam berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, hingga sosial budaya.

Tantangan dan Harapan PMII di Masa Depan

Di era modern ini, PMII masih dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti:

  • Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat: PMII perlu beradaptasi dengan zaman dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerjanya.
  • Radikalisme dan intoleransi: PMII harus terus meneguhkan komitmennya terhadap nilai-nilai toleransi dan perdamaian.
  • Kesenjangan sosial dan ekonomi: PMII harus terus memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.

Meskipun berbagai tantangan masih ada, PMII yakin dengan kekuatan kolektif para kadernya, organisasi ini akan terus berkiprah untuk kemajuan bangsa dan negara.

Mari Rayakan Harlah PMII ke-64 dengan Semangat Juang yang Tinggi!

Harlah PMII ke-64 menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang organisasi ini dan mengetahui cita-cita para kader pendiri PMII. Semangat juang para kader pendiri masih membara.

Salam Pergerakan!

Script № 11302 medan.wartaindonesiaonline.com - PC 3x2 Mob 2x3 after post

Komentar